PENGARUH PENDIDIKAN
INFORMAL TERHADAP
AKHLAK SISWA MTs. MIFTAHUL
JINAN DESA DLANGGU KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN
PROPOSAL
OLEH :
SHOLIHAH
NIM : 2007. 233 394
NIMKO : 2007.4.023.0601.2.03383
BERSAMA DENGAN
MUNIRARBER.BLOGSPOT.COM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM S1
LAMONGAN
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah hanya semata penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal berjudul “Pengaruh Pendidikan Informal
terhadap akhlak siswa MTs. Miftahul Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2008/2009” ini dengan baik dalam rangka
untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu
(S-1).
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabiyullah Muhammad SAW dan para sahabatnya serta umatnya yang
senantiasa taat dan selalu setia mengikuti jejak dan ajarannya sampai yaumul
qiyamah.
Selanjutnya penulis memahami akan keterbatasan ilmu dan
pengetahuan dalam penyusunan dan penulisan proposal ini, tentunya berkat
bantuan, petunjuk, bimbingan dan partisipasi teman-teman akhirnya penulisan
proposal ini dapat terselesaikan. Untuk itu dengan harapan dan ucapan terima
kasih kami ucapkan kepada semua pihak terutama yang terhormat :
1.
Bapak Prof. Dr. H. Mudlor, SH
selaku Rektor Universitas Islam Lamongan.
2.
Bapak Drs. H. M. Aminul Wahib,
MM selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan.
3.
Ibu Dra. Hj. Muyassaroh, M.Ag
selaku Pembimbing.
4.
Seluruh keluarga yang selalu
memberi dukungan yang tak terhingga.
5.
Kepada Bapak/Ibu Kepala MTs.
Miftahul Jinan beserta semua dewan guru dan para stafnya yang juga membantu
kami dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama dalam pemberian ijin untuk
meneliti dan penulisan skripsi sesuai dengan judul yang kami angkat.
6.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas
Agama Islam Universitas Islam Lamongan yang telah memberi bantuan baik moral
maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dalam gelar
kesarjanaan.
7.
Kepada kawan sejawat dan
teman-teman lainnya yang telah memberikan dorongan dan sumbangan tenaga dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini jadi salah
satu pengabdian kepada Allah, konstribusi kepada ummat dan dapat memberikan
sumbangsi moril untuk meningkatkan kwalitas ibadah dan ilmu pendidikan agama
terutama kepada anak-anak kita. Amiin.
Lamongan,
Maret 2009
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah pendidikan
adalah masalah yang sangat penting dalam kehidupan bahkan masalah pendidikan
itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik pendidikan
informal/keluarga, maupun kehidupan bangsa dan negara.
Mengingat sangat
pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh
negara di dunia secara langsung menangani masalah-masalah yang berhubungan
dengan pendidikan dalam hal ini masing-masing negara menentukan sendiri tujuan
pendidikan di negaranya.
Pada umumnya
tiap-tiap bangsa dan negara sependapat tentang pokok-pokok tujuan pendidikan
yaitu :
Mengusahakan supaya tiap-tiap orang sempurna pertumbuhan tubuhnya,
sehat otaknya, baik budi dan lain-lain. Sehingga ia dapat mencapai
kesempurnaannya, dan hidup bahagia lahir bathin.[1]
Dalam Undang-Undang
RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 2
dicantumkan tujuan pendidikan nasional, yaitu :
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.[2]
Pendidikan merupakan
suatu usaha untuk membimbing anak yang belum dewasa ke tingkat kedewasaan,
pengertian luasnaya meliputi semua perbuatan atau semua usaha dari generasi tua
untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta
keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar
dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani. Dalam artian mampu
memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya dan dapat berdiri di atas kaki
sendiri.
Keberhasilan belajar
siswa tidak dapat begitu saja dibebankan di sekolah, karena pendidikan informal
atau keluargalah yang lebih banyak didapat oleh siswa, maka dari itu pendidikan
informal sangat menunjang keberhasilan siswa menjadi yang berakhlak baik.
Menurut Tirtaraharja dan La Sula bahwa keluarga merupakan tempat
yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan, sifat dan wujudnya untuk melangsungkan
pendidikan ke arah pembentukan pribadi yang utuh, tidak saja bagi anak-anak
tetapi juga bagi remaja.
Lingkungan keluarga
merupakan lembaga yang informal yang didalamnya terdapat ayah, ibu, serta
saudara-saudara sebagai keluarga inti. Keluarga merupakan lingkungan pertama
yang mereka dapati sejak pertama ia ada di muka bumi.
Pendidikan informal
merupakan pemberi bentuk dan corak terhadap anak pada masa depannya, maka
jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian
anak, disinilah letak tanggung jawab orang tua karena anak dilahirkan dalam
keadaan suci dan anak merupakan amanat dari Allah yang diberikan kepada orang
tua yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.
Adapun menurut Islam
tujuan pendidikan ialah membentuk supaya manusia cerdas, patuh dan tunduk pada
perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Sehingga hidupnya bahagia
lahir dan batin, dunia maupun akhirat.[3]
Dari situ dapat kita
lihat bahwa fungsi pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia. Dan kegiatan
pendidikan hanya dilakukan oleh manusia untuk manusia yang dapat mendidik dan
dapat dididik.
Selain itu manusia
juga memilki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman dan
pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial, khususnya pendidikan informal/ keluarga karena
selalu mempengaruhi manusia selama hidupnya secara bervariasi, baik itu
pengaruh yang baik maupun buruk.
Hal itu sesuai
dengan pandangan Martin Buber, “bahwa manusia adalah makhluk Tuhan dan
sekaligus mengandung kemungkinan baik dan jahat.”[4]
Sehingga menurut
ajaran Islam, manusia mempunyai nafsu-nafsu yang pada umumnya membawa pada
kejahatan yaitu nafsu Ammaroh, Lawwamah, Musyawwilah, dan Mutmainah, itulah
salah satu sebab dari segi agama, manusia membutuhkan pendidikan supaya yang
berkembang hanya nafsu mutmainah atau kemungkinan-kemungkinan yang baik.
Pada dasarnya isi
pokok ajaran Islam dapat disimpulkan menjadi tiga, yaitu :
1.
Ajaran tentang keimanan atau
aqidah
2.
Ajaran tentang keislaman atau
syari’at
3.
Ajaran tentang keikhlasan atau
akhlak.[5]
Dan apabila kita
perhatikan seluruh ajaran islam serta menyelami rahasia-rahasia yang terkandung
dalam ajarannya, tentu kita akan memperoleh kesimpulan bahwa semua tiu menuju
pada tujuan yang satu, yaitu menyempurnakan akhlak manusia, mudah memperoleh
kebahagiaan dunia akhirat dan membuka jalan kebahagiaan masyarakat, sabda Nabi
Muhammad SAW, yang artinya :
“Aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.”[6]
Kata akhlak berasal
dari bahasa arab yakni bentuk jamak dari khuluk yang mana dalam pengertian
sehari-hari ditujukan pada sifat-sifat yang baik dan terpuji.[7]
Dengan melihat inti
dari ajaran Islam tersebut maka kejayaan bangsa dan umat adalah terletak pada akhlaknya
selama bangsa itu masih memegang pada norma-norma akhlak dan kesusilaan yang
teguh, maka selama itu pula bangsa menjadi jaya dan dan sejahtera.
Pernah seorang
pujangga Islam mengatakan,
“Sesungguhnya kejayaan umat terletak ada akhlaknya, selagi mereka
berakhlak atau berbudi perangai utama, jika mereka telah hilang akhlaknya maka
jatuhnya umat (bangsa) itu.”[8]
Sedangkan ruang
lingkup akhlak itu sendiri dibagi menjadi lima yaitu,
1.
Akhlak terhadap Allah
2.
Akhlak terhadap diri sendiri
3.
Akhlak terhadap keluarga
4.
Akhlak terhadap tetangga
5.
Akhlak terhadap makhluk
lainnya.[9]
Berdasarkan uraian
tersebut diatas, maka pendidikanlah yang berfungsi mendidik menjadi manusia
bertauhid serta kuat berakhlak mulia. Kalau kita amati keadaan bayi saat
dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, hampir seluruh hidup dan
kehidupannya hanya menggantungkan diri dari orang lain, andai anak tersebut
tidak diberi makan dan minum oleh ayah dan ibunya pastilah ia akan mati.
Demikian pula kalau tidak diberikan bimbingan atau pendidikan baik jasmani
maupun rohani yang berupa susila, sosial agama dan lain-lain, maka anak
tersebut tidak akan bisa berbuat sesuatu. Manusia dapat menjadi manusia karena
pendidikan.
Bertitik dari
pemikiran diatas dan melihat kenyataan masyarakat Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan dimana daerah ini pengaruh pendidikan terhadap lingkungan
sangat besar sekali untuk itu penelitian ini oleh penulis diberi judul
“PENGARUH PENDIDIKAN INFORMAL TERHADAP AKHLAK SISWA MTs. MIFTAHUL JINAN DESA
DLANGGU KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009”.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang
masalah tersebut diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Bagaimana pelaksanaan
pendidikan informal di MTs. Miftahul Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2008/2009?
2.
Bagaimana akhlak siswa MTs.
Miftahul Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran
2008/2009?
3.
Adakah pengaruh pendidikan
informal terhadap siswa MTs. Miftahul Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2008/2009?
C.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada
rumusan masalah yang telah diajukan maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui peranan
pendidikan informal di MTs. Miftahul Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
2.
Seberapa jauh pengaruh
pendidikan informal terhadap perkembangan anak?
3.
Bagaimana akhlak siswa MTs.
Miftahul Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran
2008/2009?
4.
Adakah pengaruh pendidikan
informal terhadap siswa MTs. Miftahul Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2008/2009?
D.
Batasan Masalah
Untuk memudahkan
alur pembahasan serta menghindari melebarnya kajian dari masalah-masalah yang
ada, maka penulis skripsi ini dibatasi pada persoalan fenomena pendidikan
informal dan pengaruh pendidikan informal terhadap akhlak siswa MTs. Miftahul
Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran
2008/2009.
E.
Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
a.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui secara jelas
peranan pendidikan informal di MTs. Miftahul Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
2.
Untuk mengetahui secara jelas
tentang akhlak siswa MTs. Miftahul Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
3.
Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh pendidikan informal terhadap akhlak siswa MTs. Miftahul Jinan Desa
Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
b.
Kegunaan Penelitian
1.
Sebagai bahan pertimbangan
khususnya bagi keluarga dan masyarakat pada umumnya tentang adanya pengaruh
pendidikan informal terhadap akhlak.
2.
Sebagai sumbangan pemikiran dan
bahan informasi kepada Lembaga Pendidikan Formal mengenai pembentukan akhlak.
3.
Sebagai salah satu upaya
pembangunan karya ilmiah, khususnya dalam membahas masalah-masalah yang
berkaitan dengan pendidikan dan akhlak.
F.
Definisi Operasional
Untuk mempermudah
dalam memahami dan sekaligus menghindari terjadinya perbedaan interprestasi
terhadap pokok bahasan yang terkandung dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan Informal terhadap Akhlak Siswa MTs. Miftahul Jinan Desa Dlanggu
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan tahun pelajaran 2008/2009, maka penulis
menjelaskan terlebih dahulu pengertian yang terkandung di dalamnya.
1.
Pengaruh : daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.[10]
2.
Pendidikan Informal : pendidikan
yang diselenggarakan oleh orang tua atau keluarga dan merupakan pendidikan awal
bagi anak dalam mengenal tata krama, tingkah laku, ketrampilan, ilmu
pengetahuan maupun agama.
3.
Akhlak : suatu
kondisi yang meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian sehingga dari situ timbullah
berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan
tanpa memerlukan pemikiran.[11]
Dari berbagai
istilah diatas, maka dengan demikian yang dimaksud pengaruh pendidikan informal
terhadap akhlak.
G.
Metode Penelitian
Dalam metode
penelitian ini, penulis membahas beberapa hal sebagaimana penjelasan berikut
ini :
1.
Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Populasi adalah keseluruhana subyek
penelitian dengan kata lain keseluruhan suatu hal yang akan dijadikan obyek
penelitian.
Dalam penelitian ini penulis
mengambil populasi dari siswa MTs. Miftahul Jinan Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan tahun pelajaran 2008/2009.
b.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti, karena populasinya adalah siswa MTs. Miftahul Jinan Desa
Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan tahun pelajaran 2008/2009 dalam hal
menentukan besar kecilnya memang merupakan masalah yang rumit, karena belum ada
patokan yang pasti berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasinya,
seperti yang dikemukakan oleh Suharsini Arikunto,
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari
seratus lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil sepuluh
sampai lima belas persen atau tiga sampai tiga puluh persen.
Oleh karena populasi penelitian
terdiri dari kelompok-kelompok atau sub populasi yang berupa kelas memiliki
jumlah yang tidak sama. Maka cara yang diambil dalam penarikan sampel peneliti
menggunakan teknik random sampling (acak).[12]
2.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dua macam yaitu :
a.
Data Kualitatif, yaitu data
yang berupa penjelasan yang tidak berupa bilangank meliputi sejarah berdirinya
sekolah, letak geografis sekolah, struktur organisasi, sarana prasarana,
pengaruh pendidikan informal terhadap akhlak siswa serta akhlak siswa itu
sendiri.
b.
Data Kuantitatif, yaitu data
yang berupa bilangan yang tidak berupa penjelasan, meliputi jumlah tenaga
edukatif, jumlah siswa, jumlah sarana prasarana sekolah.
3.
Sumber Data
Data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah
dari :
a.
Library Research (Riset
Perpustakaan)
Sumber data yang
digunakan untuk mencari landasan teori tentang permasalahan yang diteliti.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa literature dan buku-buku
kepustakaan yang berkaitan dengan topik pembahasan, hal ini dimaksudkan agar
kebenaran yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan dan didukung oleh
beberapa teori. Perpustakaan adalah “sebagai perlengkapan penyelidik dalam
setiap lapangan, ilmu pengetahuan tidak akan sempurna apabila tidak dilengkapi
oleh fasilitas-fasilitas kepustakaan”.[13]
b.
Field Research (Riset Lapangan)
Yaitu dengan
mengadakan penelitian secara langsung di lapangan untuk mendapatkan data-data
yang representative terhadap obyek yang diteliti, sehingga dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik observasi, interview, angket, dan dokumenter.
4.
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid dan
objektif, maka diperlukan beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian
ini. Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut
:
a.
Metode Observasi (Pengamatan)
Metode observasi adalah pengamatan
dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.[14]
Melalui ini penulis mengamati secara
langsung terhadap obyek yang diteliti sehingga melalui metode inilah penulis
memperoleh data tentang kondisi sekolah dan lingkungan.
b.
Metode Interview
Metode interview adalah metode pengumpulan
data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan
berlandaskan kepada tujuan penelitian.[15]
“Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan
komunikasi dengan sumber data komunkikasi tersebut dilakukan dengan dialog
(tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung.”[16]
Dari definisi diatas maka peneliti
menyimpulkan bahwa interview adalah proses tanya jawab lisan antara peneliti
dan responden, keduanya saling berhadapan langsung untuk memperoleh data atau
informasi.
Adapun penggunaan metode ini
dilakukan untuk mengungkapkan secara jelas dari data-data yang kurang lengkap
dan dari angket yang telah disebarluaskan kepada responden, dengan demikian
metode ini kedudukannya sebagai pembantu untuk melengkapi keterangan-keterangan
yang belum diperoleh dari angket.
c.
Metode Angket
Metode angket adalah metode
pengumpulan data atas dasar sekumpulan pertanyaan tertulis yang diajukan
peneliti kepada responden.[17]
Angket atau questioner adalah
sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan si peneliti dengan memintakan jawaban
dari subyek yang diteliti (informan) dengan dasar pengetahuan dan keyakinan
pribadinya.[18]
Suatu alat pengumpulan data dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus dijawab tertulis juga.[19]
Adapun jenis angket yang penulis
gunakan adalah angket pilihan dan tertutup. Dengan kalimat lain dapat diuraikan
bahwa pertanyaan diajukan kepada responden dengan alternatif jawaban pilihan
(multiple choise). Alasannya adalah untuk memudahkan pengklasifikasian sasaran
penelitian. Sedangkan bagi responden diharapkan semakin mudah dalam menjawab
yang akan diberikan dari pertanyaan yang ada.
Dengan teknik angket ini juga
digunakan sebab peneliti beranggapan sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA sebagai berikut :
1.
Bahwa subyek orang yang paling
tahu tentang dirinya sendiri.
2.
Bahwa apa yang ditanyakan oleh
subyek kepada penyelidik adalah benar-benar dapat dipercaya.
3.
Bahwa interprestasi subyek
tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksud oleh penyelidik.[20]
d.
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya.[21]
Dokumenter berasal dari bahasa
Inggris dokumen yang berarti sesuatu yang ditulis atau dicatat yang dapat
sebagai bukti atau keterangan.[22]
Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa : metode dokumenter adalah cara pengumpulan dengan melihat
dokumen atau catatan yang ada pada obyek penelitian.
Metode ini penulis gunakan dalam
rangka mendapatkan dalam rangka mendapat data tentang sejarah berdiri, letak
geografis, struktur organisasi, keadaan siswa, keadaan guru serta karyawan dan
sarana prasarana sekolah.
5.
Tekhnik Analisa Data
Untuk menganalisa data yang telah
terkumpul dalam rangka menguji hipotesios dan memperoleh kesimpulan maka
diperlukan adanya teknik analisa data yang akhirnya dapat disimpulkan, guna
menjawab persoalan-persoalan yang ada dalam rumusan masalah.
Adapun langkah-langkah yang peneliti
gunakan adalah :
a.
Editing (memeriksa), dan coding
(memberi tanda)
Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah memeriksa kembali kuesioner yang disebarkan satu persatu hal ini
dilakukan dengan maksud mengecek apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai
dengan petunjuk atau tidak. Langkah selanjutnya adalah memberi tanda atau
coding terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan, hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi data.
b.
Tabulasi data
Pekerjaan tabulasi data dilakukan
jika semua masalah editing dan coding telah selesai. Tabulasi data adalah memasukkan
data-data ke dalam tabel.[23]
c.
Analisa Data
Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh pendidikan informal terhadap akhlak siswa, penulis menggunakan analisa
data statistic dengan rumus, “chi-kwadrat”. Adapun rumusnya adalah :
Keterangan :
X2 = Chi
kwadrat
Fo = Data
frekuensi yang diperoleh atau diharapkan dalam sample (hasil observasi atau
kuesioner)
Fh = Frekuensi
yang diharapkan atau diperoleh dalam sample sebagai pencerminan dari frekuensi
yang diharapkan dalam populasi.
H.
Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan system bab demi bab yang mana antara bab satu dengan lainnya
mempunyai perbedaan pemahaman, akan tetapi masih satu rangkaian. Dengan adanya
sistematika ini diharapkan tidak ada kekaburan dalam pengolahan data.
Sebelum bab I atau pendahuluan
penulis akan mengawalinya dengan halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi dan
daftar tabel.
Untuk selanjutnya penulis menggambarkan
isi skripsi sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
yang berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, hipotesa
serta sistematika pembahasan.
BAB II : Landasan
teori, untuk landasan teori yang bersifat eksplanatory atau kerangka
konsepsional yang menjabarkan tentang deskripsi masalah yang diteliti berdasarkan
tinjauan pustaka yang dilakukan secara cermat dan mendalam. Pembahasan ini
meliputi peranan pendidikan informal. Menurut pendidikan Islam, pengertian
akhlak serta pengaruh pendidikan informal terhadap akhlak siswa.
BAB III : tentang
data penelitian yang berkenaan dengan variabel yang diteliti secara obyektif,
dalam arti tidak terkontaminasi opini penulis. Pembahasan ini dimulai dari
gambaran umum objek peneliti yang meliputi, sejarah berdirinya MTs. Miftahul
Jinan, letak geografis, struktur organisasi, keadaan murid, keadaan guru,
keadaan kurikulum, keadaan alat peraga dan alat olah raga, keadaan
administrasi, perpustakaan dan prestasi madrasah.
BAB IV : Analisis
yang memuat analisis terhadap data penelitian yang telah dideskripsikan.
BAB V : Merupakan
bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran bagi berbagai pihak yang
terkait dalam lingkup penelitian ini.
[1] Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan. (Jakarta, 1991)
hal. 98
[2] Zahrah Idris, Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan. (Jakarta,
1992) hal.30
[3] Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Op.Cit. hal 99
[4] Zahrah Idris, Lisma Jamil, Op.Cit. hal 24
[5] Zahrah Idris, Lisma Jamil, Op.Cit. hal 24
[6] Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an. (Surabaya, 1990), hal 21
[7] Zahrah Idris, Lisma Jamal, Op.Cit, hal 27
[8] Anwar Masy’ari, Op.Cit, hal 21
[9] Zahrah Idris, Lisma Jamal, Op.Cit, hal 27
[10] Epdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, 1996), hal
747
[11] Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Op.Cit, hal 172
[12] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta, 1998)
[13] Suharman Winarno. Dasar-dasar Teknik Research. (Jakarta;
Tarsito Bandung, 1978), hal 238
[14] Sutrisno Hadi, Op.Cit, hal 193
[15] Sutrisno Hadi, Op.Cit, hal. 193
[16] Jumhur dan Muhammad Surya, Strategi Pendidikan, (Jakarta; PT
Bumi Aksara, 1975), hal. 50
[17] H. M. Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung;
Angkasa, 1993), hal. 68
[18] Supari Imam Asy’ari, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya,
Usaha Nasional; 1981), hal. 82
[19] Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah,
(Surabaya, Usaha Nasional; 1983), hal. 105
[20] Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA, Metodologi Riset 1 dan 2, (Fakultas
Psikologi UGM, Jogjakarta; PT Andi Abset, 1985), hal. 157
[21] Suharsini Arikunto, Op.Cit, hal. 140
[22] Purwodarminto WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta,
Balai Pustaka; 1986), hal. 256