UNIVERSITAS DIPONEGORO (UNDIP)
Sekitar awal tahun 1950-an masyarakat Jawa Tengah pada
umumnya dan masyarakat Semarang khususnya, membutuhkan kehadiran sebuah
universitas sebagai pelaksana pendidikan dan pengajaran tinggi. Hal itu untuk
membantu pemerintah dalam menangani dan melaksanakan pembangunan di segala
bidang. Pada waktu itu di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta hanya memiliki
Universitas Gajah Mada yang berstatus sebagai universitas negeri.
Pendirian Universitas Semarang ternyata mendapat tanggapan
dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya masyarakat Semarang, Pemda Propinsi
Jawa Tengah, serta Pemkot Semarang. Secara resmi Universitas Semarang dibuka
pada tanggal 9 Januari 1957, sebagai Presiden Universitas diangkat Mr. Imam
Bardjo. Waktu itu beliau juga memberikan mata kuliah umum Hak-hak Azasi
Manusia.
Fakultas
Universitas Diponegoro memiliki 11 fakultas:
· Fakultas Hukum
· Fakultas Ekonomika lan Bisinis
· Fakultas Kedokteran
· Fakultas Teknik
· Fakultas Ilmu Budaya[2]
· Fakultas Kesehatan Masyarakat
· Fakultas Sains dan Matematika
· Fakultas Ilmu Sosial lan Ilmu Politik
· Fakultas Peternakan dan Pertanian
· Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
· Fakultas Psikologi
Unit Kegiatan Mahasiswa
Resimen Mahasiswa Satuan 901/Pangeran Diponegoro
Program WALAWA (Mahasiswa Wajib Latih) pada tahun 1974
dibubarkan. Dan pada tahun 1975 Menwa dibentuk ulang berdasar SKB 3 Menteri
Nomor: 247 Tahun 1975 tentang Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiswa Dalam
Rangka Mengikutsertakan Rakyat Dalam Pembelaan Negara,dimana keanggotaan Menwa
adalah mahasiswa yang telah lulus pendidikan Menwa (latihan dasar kemiliteran)
dan Alumni Walawa. Komandan pertama Menwa Undip adalah Madiono (Drs. Madiono,
SH - mantan Rektor Universitas Pandanaran) dan komandan kedua adalah Muladi
(Prof. Dr. H. Muladi, SH - mantan Rektor Undip. Pada masa setelah reformasi
pembinaan Resimen Mahasiswa diatur SKB 3 Menteri tanggal 11 Oktober 2000.
Para anggota Menwa dilatih untuk menjadi generasi pemikir
dan pejuang, segi positif menjadi anggota Menwa adalah dapat memperoleh
berbagai Pendidikan kebela negaraan, pergaulan yang luas antar sesama anggota
Menwa se Indonesia.
Jenis Pendidikan dan Latihan Di Menwa Sat 901/PD yaitu:
· Pra Pendidikan Dasar di Tembalang dan Bantir
· Pendidikan Dasar Menwa di RINDAM IV / Diponegoro Magelang
· Kursus Kader Pelaksana di RINDAM IV / Diponegoro Magelang
· Kursus Kader Pemimpin di PUSDIKTER Bandung
· Pendidikan Khusus dan Latihan lainnya, diantaranya :
Pendidikan SAR , Suspelat (Kursus Kader Pelatih), Gladi Provost Menwa, Latihan
Kepemimpinan Putri Menwa, Latsitarda Nusantara (sejenis KKN gabungan antara
mahasiswa dan Taruna Akademi TNI serta Akademi Kepolisian).
UKM TEATER DIPONEGORO
Teater Diponegoro lahir pada tanggal 2 Oktober 1997 atas
prakarsa dari tiga unit teater fakultas Universitas Diponegoro yang telah
membentuk Tim 6 yang terdiri dari 2 orang anggota teater EMKA (Fak. Sastra), 2 orang
anggota teater BUIH (Fak. Ekonomi),dan 2 orang anggota teater TEMIS (Fak.
Hukum). Nama teater Diponegoro diambil dari nama Universitas Diponegoro. Nama
Diponegoro dijadikan sebagai nama teater karena selain mengandung nilai
filosofis dari sejarah perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan. Dalam
sejarah perjuangan bangsa Indonesia kita mengenal tokoh Diponegoro yang walau
dibesarkan di lingkunag keraton, beliau masih mempunyai kepedulian dan semangat
juang yang tinggi untuk membela bangsanya yang tertindas oleh bangsa penjajah
pada masa itu.
Alasan mendasar dibentuknya Teater Diponegoro ini adalah
untuk memberikan wadah kesenian, khususnya seni teater kepada
mahasiswa-mahasiswi Undip yang berminat dan merasa memiliki bakat pada seni
teater. Alasan lain yang cukup mendasar dibentuknya Teater Diponegoro ini
adalah bahwa dulu pernah lahir sebuah UKM teater di Undip, yaitu teater Klas.
Teater ini sebagai sebuah UKM di Undip pernah berjaya dan dikenal oleh semua
kelompok teater di Semarang.
Karya Karya-karya yang pernah diproduksi / dipentaskan oleh
teater Diponegoro diantaranya,
1. "Gayor", karya & sutradara Catur
Pragolapati, tahun 2002,
2. "Senti Perekwati" tahun, 2003,
3. "Madu Suamiku", karya Abdul Rohman, sutradara
Asti Pradiajayanti, tahun 2003,
4. "Manusia Adimanusia", karya Bernard Shaw,
sutradara Adieets Kaliksanan, tahun 2004,
5. "Waiting For Godot", karya Samuel Beckett,
sutradara Rintulebda A. Kaloka, tahun 2005,
6. "RNF (Romusha and Fujinkau)", karya &
sutradara Tangguh Asrondi, tahun 2006,
7. "ROH", karya Wisran Hadi, sutradara Antoni C.
Kharismawan, tahun 2006,
8. "Diesnonia" tahun 2008 sutradara Rintulebda A.
Kaloka,
9. "Kotakotakotak" Karya & Sutradara Gema
Yudha tahun 2009,
10. "Perempuan Tak Bersayap" Sutradara Syarif
Prasetiyo tahun 2011
11. "Tumpas Kelor" Sutradara Mahran Nazih Tahun
2012.
LPM Hayamwuruk
LPM Hayamwuruk adalah Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Sastra
Universitas Diponegoro. Berdiri pada 16 Maret 1983. Kali pertama bernama MUTASI,
tahun 1985 berganti nama menjadi Hayamwuruk. Mengelola majalah Hayamwuruk,
Newsletter Hawe Pos dan juga situs berita online.
Meskipun secara struktural berada di bawah dekanat,
organisasi ini mampu menyajikan informasi secara kredibel dan berimbang. Untuk
penerbitan, LPM Hayamwuruk tidak menerima bantuan dari dekanat maupun rektorat.
Sumber dana penerbitan berasal dari dana kemahasiswaan. Dana dari fakultas
(DIPA) digunakan untuk mendukung kegiatan nonpenerbitan.
1997, LPM Hayamwuruk mendapat ISAI Award, anugrah dari ISAI
(Institut Arus Stusi Informasi) sebagai pemenang pertama pers alternatif
terbaik tahun 1997 diikuti majalah mahasiswa Balairung (UGM) dan koran kampus
Warta Ubaya (IKIP Surabaya, sekarang jadi Universitas Negeri Surabaya).
LPM Manunggal
LPM Manunggal Universitas Diponegoro adalah Lembaga Pers
yang tertua, berdiri pada Agustus 1980.
UKM Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate
UKM Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa Universitas Diponegoro yang secara
resmi berdiri pada tanggal 1 Juli 1982 berdasarkan surat keputusan ketua BKK
Universitas Diponegoro No. 007/SKIBKK/1982.
UKM PSHT bertujuan untuk mendidik mahasiswa supaya lebih
mencintai budaya daerah dalam hal ini bela diri pencak silat serta membentuk
karakter manusia yang berbudi pekerti luhur tahu benar dan salah.
UKM PSHT selain melaksanakan kegiatan rutin juga ikut dalam
kejuaraan-kejuaran pencak silat dan juga kegiatan sosial kemasyarakatan.