Pisang merupakan salah satu komoditas pertanian yang bisa ditemui di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sebagai tanaman buah yang memiliki kandungan vitamin, mineral, dan karbohidrat tinggi, tidak mengherankan jika pisang disukai masyarakat dari berbagai kalangan. Umumnya pisang (buahnya) dimanfaatkan sebagai hidangan pencuci mulut, kendati tidak sedikit yang kemudian mengolahnya menjadi aneka jenis makanan, baik camilan maupun kreasi kuliner bernilai jual tinggi.
Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, tanaman pisang kini tidak hanya dimanfaatkan bagian buahnya saja. Bagian lain dari tumbuhan yang memiliki nama latin Musa paradisiacal L. tersebut kini mulai ‘dieksplorasi’ menjadi olahan yang unik dan bercitarasa khas. Kulit, batang, daun, dan bonggol pisang merupakan bagian-bagian tanaman pisang yang ternyata ketika diolah dengan cara yang tepat bisa menghasilkan sajian makanan yang tidak hanya lezat, namun menjanjikan keuntungan bagi pelaku usahanya.
Produk olahan tanaman pisang yang diproduksi KWT Seruni antara lain kremes pisang, tepung pisang, kerupuk pisang, pangsit kulit pisang, bonggol pisang, dll.
Pisang merupakan salah satu komoditas pertanian yang bisa ditemui di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sebagai tanaman buah yang memiliki kandungan vitamin, mineral, dan karbohidrat tinggi, tidak mengherankan jika pisang disukai masyarakat dari berbagai kalangan. Umumnya pisang (buahnya) dimanfaatkan sebagai hidangan pencuci mulut, kendati tidak sedikit yang kemudian mengolahnya menjadi aneka jenis makanan, baik camilan maupun kreasi kuliner bernilai jual tinggi.
Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, tanaman pisang kini tidak hanya dimanfaatkan bagian buahnya saja. Bagian lain dari tumbuhan yang memiliki nama latin Musa paradisiacal L. tersebut kini mulai ‘dieksplorasi’ menjadi olahan yang unik dan bercitarasa khas. Kulit, batang, daun, dan bonggol pisang merupakan bagian-bagian tanaman pisang yang ternyata ketika diolah dengan cara yang tepat bisa menghasilkan sajian makanan yang tidak hanya lezat, namun menjanjikan keuntungan bagi pelaku usahanya.
Salah seorang pelaku usaha yang memiliki kemampuan dalam mengolah bagian-bagian tanaman pisang itu adalah Ibu Ratna Prawira (59). Ibu tiga orang putra yang sejak tahun 1999 tinggal di Yogyakarta tersebut mengaku melakukan serangkain trial & error terhadap bagian-bagian tanaman pisang hingga diperoleh sebuah sajian makanan yang berkualitas. “Saya melihat di sini (Berbah Sleman) tanaman pisang sangatlah melimpah, bahkan hampir setiap penduduknya memiliki kebun pisang, namun secara ekonomi pendapatan mereka cukup rendah, lantas saya berfikir bagaimana dengan tanaman pisang ini saya bisa ikut mengangkat perekonomian mereka (warga),” jelas Ibu Ratna kepada tim liputan bisnisUKM di rumahnya Gamelan Sendangtirto Berbah Sleman, Kamis (16/5).
Atas dasar itulah, Ibu Ratna kemudian mencurahkan pikirannya dengan mencoba melakukan riset dan percobaan terhadap beberapa bagian tanaman pisang yang selama ini hanya menjadi sampah. “Setelah serangkaian uji coba, ternyata beberapa bagian (tanaman) pisang bisa diolah menjadi aneka jenis makanan, sehingga mulai Bulan Mei 2009 saya beserta warga mendirikan KWT (Kelompok Wanita Tani) Seruni,” imbuhnya. KWT Seruni dibentuk tidak lain untuk memfasilitasi masyarakat (ibu-ibu khususnya) agar menjadi lebih kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, yang mana muaranya adalah meningkatkan perekonomian masyarakat.
Menurut pengakuan Ibu Ratna, awalnya sulit mengajak dan meyakinkan masyarakat di daerahnya bahwa tanaman pisang memiliki nilai ekonomis lebih, tidak hanya pada buahnya saja. “Mereka (warga) memandang sebelah mata karena menurut mereka cukup aneh jika bagian tanaman pisang tadi bisa dijadikan makanan manusia, yang mana biasanya hanya untuk pakan ternak,” ujar Ibu Ratna. Akan tetapi, ketekunan dan semangat tidak kenal lelah dari Ibu Ratna dan anggota KWT Seruni lainnya, membuat masyarakat perlahan mulai sadar dan ikut berjuang bersama Ibu Ratna dalam keanggotaan kelompok tersebut.
tepung pisang 450x337 Aneka Olahan Pisang KWT Seruni
Info Produk Olahan Pisang
Adapun produk olahan tanaman pisang yang mampu diproduksi Ibu Ratna beserta anggota KWT Seruni antara lain buah pisangnya (sambel goreng pisang, kremes pisang, dan tepung pisang); kulit pisang (kerupuk pisang dan pangsit kulit pisang); daun pisang (sirup dan es daun pisang); batang pisang (abon); serta bonggol pisang (manisan, kerupuk, dan sirup). Total seluruh produk olahan pisang yang mereka produksi ada 25 jenis produk. “Ada lima (5) orang yang spesialis mengolah kreasi pisang dari keseluruhan anggota yang berjumlah 31 orang, sementara yang lain produknya beragam, mulai dari olahan pepaya, jamur, tempe, kecambah, telur asin, dan lain-lain,” imbuhnya.
Dari keseluruhan produk yang kini dihasilkan oleh KWT Seruni, olahan pisanglah yang kemudian menjadikan kelompok tersebut dikenal luas oleh masyarakat. Bahkan olahan pisang dari KWT Seruni saat ini dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas dari Sleman. “Berawal dari door to door ke beberapa kantor yang ada di seputaran Jogja, kini produk kami sudah tersebar ke sebagian besar toko oleh-oleh, baik di Jogja maupun di luar Jogja,” terang Ibu Ratna mengenai proses pemasaran yang selama ini beliau jalankan.
Untuk kapasitas produksinya, Ibu Ratna, dkk sejauh ini tidak mematok target seberapa karena sistemnya melayani order sesuai dengan permintaan. “Paling tinggi itu kerupuk kulit pisang, dimana rata-rata dalam sehari kami biasa memproduksi sebanyak 5-10 kg, namun itu juga tergantung dengan cuaca,” lanjutnya. Memang selama ini faktor cuaca menjadi sangat penting dalam proses produksi aneka kreasi olahan pisang tersebut, khusunya dalam produksi kerupuk kulit. Pengeringan tidak akan berjalan dengan maksimal ketika cuaca buruk atau tidak menentu seperti saat ini.
“Untuk mensiasati cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, kami biasanya berproduksi ketika sore dan pagi hari, karena kebanyakan hujan akan turun di siang hari,” kata Ibu Ratna dengan senyum manisnya. Namun ketika dalam sehari terus menerus diguyur hujan, terpaksa mereka akan mengalihkan produksi ke produk-produk lain yang sekiranya tidak bergantung dengan panas matahari. Hal demikian tentunya akan menjadi masalah ketika permintaan banyak tetapi kondisi alam tidak memungkinkan. Itu juga yang pernah dialami KWT Seruni ketika memperoleh complain dari konsumen karena proses produksi yang tidak berjalan dengan baik. Pengalaman yang kemudian dijadikan pelajaran bagi Ibu Ratna, dkk dalam mensiasati proses produksi kreasi olahan pisangnya.
Ketika ditanya mengenai kiat/ resep dalam menjaga kekompakan kelompoknya, Ibu Ratna berujar jika rasa saling percaya dan berbagai menjadi kunci dari semuanya. “Sering saya tekankan kepada seluruh anggota jika disini kita tidak boleh menganggap diri kita lebih, dan selalu sadar akan kekurangan yang dimiliki, dengan demikian saya berharap mereka (anggota) akan saling menghargai satu dengan lainnya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis,” jelasnya.
Sedangkan untuk harapan ke depannya, Ibu Ratna bercita-cita ingin memiliki toko oleh-oleh yang khusus menjual aneka olahan pisang. “Itu harapan kita bersama, dimana nanti akan kami namai toko oleh-oleh tersebut dengan nama Dunia Pisang Seruni,” tegasnya sekaligus menutup wawancara pada kesempatan sore hari tersebut.
Pisang merupakan salah satu komoditas pertanian yang bisa ditemui di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sebagai tanaman buah yang memiliki kandungan vitamin, mineral, dan karbohidrat tinggi, tidak mengherankan jika pisang disukai masyarakat dari berbagai kalangan. Umumnya pisang (buahnya) dimanfaatkan sebagai hidangan pencuci mulut, kendati tidak sedikit yang kemudian mengolahnya menjadi aneka jenis makanan, baik camilan maupun kreasi kuliner bernilai jual tinggi.
Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, tanaman pisang kini tidak hanya dimanfaatkan bagian buahnya saja. Bagian lain dari tumbuhan yang memiliki nama latin Musa paradisiacal L. tersebut kini mulai ‘dieksplorasi’ menjadi olahan yang unik dan bercitarasa khas. Kulit, batang, daun, dan bonggol pisang merupakan bagian-bagian tanaman pisang yang ternyata ketika diolah dengan cara yang tepat bisa menghasilkan sajian makanan yang tidak hanya lezat, namun menjanjikan keuntungan bagi pelaku usahanya.
Salah seorang pelaku usaha yang memiliki kemampuan dalam mengolah bagian-bagian tanaman pisang itu adalah Ibu Ratna Prawira (59). Ibu tiga orang putra yang sejak tahun 1999 tinggal di Yogyakarta tersebut mengaku melakukan serangkain trial & error terhadap bagian-bagian tanaman pisang hingga diperoleh sebuah sajian makanan yang berkualitas. “Saya melihat di sini (Berbah Sleman) tanaman pisang sangatlah melimpah, bahkan hampir setiap penduduknya memiliki kebun pisang, namun secara ekonomi pendapatan mereka cukup rendah, lantas saya berfikir bagaimana dengan tanaman pisang ini saya bisa ikut mengangkat perekonomian mereka (warga),” jelas Ibu Ratna kepada tim liputan bisnisUKM di rumahnya Gamelan Sendangtirto Berbah Sleman, Kamis (16/5).
Atas dasar itulah, Ibu Ratna kemudian mencurahkan pikirannya dengan mencoba melakukan riset dan percobaan terhadap beberapa bagian tanaman pisang yang selama ini hanya menjadi sampah. “Setelah serangkaian uji coba, ternyata beberapa bagian (tanaman) pisang bisa diolah menjadi aneka jenis makanan, sehingga mulai Bulan Mei 2009 saya beserta warga mendirikan KWT (Kelompok Wanita Tani) Seruni,” imbuhnya. KWT Seruni dibentuk tidak lain untuk memfasilitasi masyarakat (ibu-ibu khususnya) agar menjadi lebih kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, yang mana muaranya adalah meningkatkan perekonomian masyarakat.
Menurut pengakuan Ibu Ratna, awalnya sulit mengajak dan meyakinkan masyarakat di daerahnya bahwa tanaman pisang memiliki nilai ekonomis lebih, tidak hanya pada buahnya saja. “Mereka (warga) memandang sebelah mata karena menurut mereka cukup aneh jika bagian tanaman pisang tadi bisa dijadikan makanan manusia, yang mana biasanya hanya untuk pakan ternak,” ujar Ibu Ratna. Akan tetapi, ketekunan dan semangat tidak kenal lelah dari Ibu Ratna dan anggota KWT Seruni lainnya, membuat masyarakat perlahan mulai sadar dan ikut berjuang bersama Ibu Ratna dalam keanggotaan kelompok tersebut.
tepung pisang 450x337 Aneka Olahan Pisang KWT Seruni
Info Produk Olahan Pisang
Adapun produk olahan tanaman pisang yang mampu diproduksi Ibu Ratna beserta anggota KWT Seruni antara lain buah pisangnya (sambel goreng pisang, kremes pisang, dan tepung pisang); kulit pisang (kerupuk pisang dan pangsit kulit pisang); daun pisang (sirup dan es daun pisang); batang pisang (abon); serta bonggol pisang (manisan, kerupuk, dan sirup). Total seluruh produk olahan pisang yang mereka produksi ada 25 jenis produk. “Ada lima (5) orang yang spesialis mengolah kreasi pisang dari keseluruhan anggota yang berjumlah 31 orang, sementara yang lain produknya beragam, mulai dari olahan pepaya, jamur, tempe, kecambah, telur asin, dan lain-lain,” imbuhnya.
Dari keseluruhan produk yang kini dihasilkan oleh KWT Seruni, olahan pisanglah yang kemudian menjadikan kelompok tersebut dikenal luas oleh masyarakat. Bahkan olahan pisang dari KWT Seruni saat ini dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas dari Sleman. “Berawal dari door to door ke beberapa kantor yang ada di seputaran Jogja, kini produk kami sudah tersebar ke sebagian besar toko oleh-oleh, baik di Jogja maupun di luar Jogja,” terang Ibu Ratna mengenai proses pemasaran yang selama ini beliau jalankan.
Untuk kapasitas produksinya, Ibu Ratna, dkk sejauh ini tidak mematok target seberapa karena sistemnya melayani order sesuai dengan permintaan. “Paling tinggi itu kerupuk kulit pisang, dimana rata-rata dalam sehari kami biasa memproduksi sebanyak 5-10 kg, namun itu juga tergantung dengan cuaca,” lanjutnya. Memang selama ini faktor cuaca menjadi sangat penting dalam proses produksi aneka kreasi olahan pisang tersebut, khusunya dalam produksi kerupuk kulit. Pengeringan tidak akan berjalan dengan maksimal ketika cuaca buruk atau tidak menentu seperti saat ini.
“Untuk mensiasati cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, kami biasanya berproduksi ketika sore dan pagi hari, karena kebanyakan hujan akan turun di siang hari,” kata Ibu Ratna dengan senyum manisnya. Namun ketika dalam sehari terus menerus diguyur hujan, terpaksa mereka akan mengalihkan produksi ke produk-produk lain yang sekiranya tidak bergantung dengan panas matahari. Hal demikian tentunya akan menjadi masalah ketika permintaan banyak tetapi kondisi alam tidak memungkinkan. Itu juga yang pernah dialami KWT Seruni ketika memperoleh complain dari konsumen karena proses produksi yang tidak berjalan dengan baik. Pengalaman yang kemudian dijadikan pelajaran bagi Ibu Ratna, dkk dalam mensiasati proses produksi kreasi olahan pisangnya.
Ketika ditanya mengenai kiat/ resep dalam menjaga kekompakan kelompoknya, Ibu Ratna berujar jika rasa saling percaya dan berbagai menjadi kunci dari semuanya. “Sering saya tekankan kepada seluruh anggota jika disini kita tidak boleh menganggap diri kita lebih, dan selalu sadar akan kekurangan yang dimiliki, dengan demikian saya berharap mereka (anggota) akan saling menghargai satu dengan lainnya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis,” jelasnya.
Sedangkan untuk harapan ke depannya, Ibu Ratna bercita-cita ingin memiliki toko oleh-oleh yang khusus menjual aneka olahan pisang. “Itu harapan kita bersama, dimana nanti akan kami namai toko oleh-oleh tersebut dengan nama Dunia Pisang Seruni,” tegasnya sekaligus menutup wawancara pada kesempatan sore hari tersebut.
sumber : tim liputan bisnis ukm